Mengenal Diri Sendiri

#25: Alasan penting kenapa kita harus mengenal lebih dalam tentang diri kita sendiri.

Nur Zhafirah
3 min readApr 7, 2024
Photo by Ravi Pinisetti on Unsplash

Ketika aku pernah bilang, aku ‘paling tahu’ tentang diriku.

Nyatanya, aku belum mengenal lebih jauh tentang diriku sendiri. Aku tidak menganalisa lebih dalam apa yang menjadi kelebihan dan kekuranganku. Tidak belajar lebih dalam, sebenarnya karakterku lebih dominan ke mana ya?

Melankolis kah? Plegmatis kah? Koleris atau sanguin?

Suatu hari, hatiku tergerakkan membeli sebuah buku berjudul ‘Psikologi Islam yang Sempurna’ karya dr. Raehanul Bahraen hafidzhahullah. Adaptasi dari Buku Personality Plus karya Florence Littauer.

Yang membuat aku terkagum, beliau hafidzhahullah mengulik lagi lebih detail 4 tipe kepribadian ini dengan menambahkan dalam prespektif agama Islam. Ternyata prinsip-prinsip dan motivasi yang ada di buku karya Florence Littauer telah diajarkan di dalam agama Islam yang sempurna. Hal ini tentu membuat pembaca terutama yang muslim pasti akan terpompa keimanan mereka pula untuk memperbaiki diri bagaimana kekurangan dan kelebihan kita dan bagaimana menyikapi karakter dominan yang ada pada diri orang lain. Benar-benar buku yang sangat menarik.

Lagi berada di fase terendah membuatku terombang-ambing, rasa insecure dan overthinking semakin mendarah daging. Membiarkan pola pikir cenderung ke arah negatif.

Aku memang nggak berguna ya? Kenapa aku selalu salah di mata mereka? Apa aku harus menjadi mereka? Mengikuti arus kehidupan mereka?

Dan lusinan pertanyaan lainnya yang membuatku tersadar. Oke, nggak boleh begini nih. Jangan tenggelamkan diri sendiri hanya karena belum terlihat ‘sukses’ di mata orang lain. Bahkan di keluarga sendiri.

Karena, ya sering kali kekecewaan yang kita rasakan itu sumbernya dari keluarga sendiri.

Mungkin, kalau pikiran negatif kita yang muncul duluan, kita akan lebih sering menaruh prasangka buruk kepada mereka. Jatuhnya, kita mengklaim sendiri diri kalau kita memang nggak berguna.

Semakin sering kita merespon suatu hal dengan negatif akan semakin jauh dari kata memperbaiki diri.

Akhirnya, membuat kita jadi lebih sulit menjalani kehidupan ini dengan lebih tenang.

Seberapa penting mengenal diri sendiri? Jawabannya sangat amat penting.

Mengutip dari apa yang aku baca, alasannya; kita jadi mampu..

  1. Menentukan jalan hidup
  2. Modal hidup bermasyarakat
  3. Menemukan solusi tepat
  4. Mengetahui potensi diri
  5. Mencintai diri sendiri apa adanya
  6. Meningkatkan perkembangan diri yang lebih positif
  7. Melihat lebih luas dari perspektif orang lain
  8. Mengontrol diri dengan lebih baik

Tapi, sudah berusaha keras mencari tahu kelebihan dan kekurangan diri, kenapa masih berantakan juga?

Mungkin, kita butuh untuk selalu refleksi diri. Cek, apakah pikiran, perasaan dan perilaku kita sehari-hari itu sejalan dengan apa yang kita harapkan?

Sudah berlatih mindfulness belum?

Apa iya kalau lagi makan sering sambil lihat ponsel atau saat ngobrol dengan orang lain kita sambil menyelesaikan suatu pekerjaan? Jika iya, berarti kita belum mindful.

Coba deh waktu lagi makan, kita fokus nikmatin aroma yang menguar dan rasa masakannya di setiap suapan. Seperti yang aku lakukan saat menulis ini, aku sedang menikmati kripik brownies, sempat kesulitan membuka tutup toplesnya karena perekatnya cukup kuat. Akhirnya, aku alihkan fokusku dulu untuk membuka toples kripik browniesnya dan setelah berhasil terbuka, aku nikmati dulu beberapa keping kripik sambil meraba rasa kripiknya di setiap kunyahan. Renyah dan nyoklat banget.

Barulah, setelah itu aku kembali mengetik tulisan ini lagi.

Oke, karena takut khilaf satu toples dihabisin sekarang juga, aku singkirkan dulu doi.

Lanjut, dari artikel yang aku kutip;

Coba untuk memikirkan kebutuhan orang lain (bukan hanya diri sendiri) dengan menyimak perkataan atau penjelasan mereka. Di saat yang sama, kita juga bisa berlatih untuk mendengarkan dialog dan memikirkan kemungkinan pendapat yang muncul dalam diri sendiri.

Dengarkan masukan mengenai diri kita dari orang-orang yang kita percaya. Percayalah, mereka bisa memberikan masukan mengenai diri kita dalam berbagai situasi yang terjadi. Pandangan mereka tentu bisa menambah wawasan kita terhadap diri sendiri. Walau begitu, jangan jadikan ini sebagai judgement atau penghakiman, ya. Hanya sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk memperbaiki diri.

Oh, iya sebelum di penghujung tulisan kita tadi belum sempat kenalan dengan 4 tipe kepribadian yang aku sebut di awal. Secara gambaran dalam ilmu pesonality plus ini di bagi menjadi 4 yaitu;

  1. Sanguinis :Populer yang spontan, lincah dan periang
  2. Melankolis : Menuntut kesempurnaan yang penuh pikiran, setia, tekun
  3. Koleris : Pemimpin yang suka petualang, persuasif, dan percaya diri
  4. Plegmatis : Selalu damai yang ramah, sabar dan mudah puas

Aku tidak menjabarkannya terlalu detail di sini, supaya kalian yang belum punya juga memiliki buku ini dan membacanya, hehe.

Dan ya..

Salah satu alasan yang bikin aku semangat untuk baca buku ini karena mendorong kita mengenal lebih dalam siapa diri kita yang sesungguhnya.

Dan bagaimana agama Islam, keyakinan kita sebagai muslim telah mengajarkannya.

Semoga bermanfaat.
Barakallahu fiikum.

--

--

Nur Zhafirah

Lulusan Manajemen Rumah Sakit | Konten kreator muslimah | Mengobati overthinking dengan menulis.